TEORI PEMBENTUKAN BUMI

Teori pembentukan Bumi adalah berbagai teori yang diajukan sebagai penjelasan asal usul terbentuknya bumi. Banyak ilmuwan yang meneliti dan menyimpulkan peristiwa terbentuknya bumi, dengan berbagai teori dan hipotesis mereka.

Teori Kant

Pada tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant mengemukakan tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat.[1] Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet - planet.[1]

Teori Buffon

Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.[1] Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar.[1] Massa yang terpental ini menjadi planet.[1]

Jenis-jenis Peta

Secara umum peta dibagi atas beberapa klasifikasi, sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sumber Datanya

a. Peta Induk (Basic Map)

Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

b. Peta Turunan (Derived Map)

Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.




Rangkuman Materi Geografi Bab 1 - Hakekat Geografi

Hakekat Geografi


1. Konsep Geografi
a.       Lokasi
Lokasi adalah posisi suatu obyek di permukaan bumi, lokasi terbagi atas lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah lokasi yang berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur Misalnya, Indonesia terletak di antara 6° LU–11° LS dan antara 95° BT–141° BT .Sedangkan lokasi relatif adalah lokasi yang dipengaruhi oleh kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Misalnya, Indonesia terletak di antara dua samudra dan dua benua, serta dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia.
b.      Jarak
Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak. Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute dan waktu.
 

Tentang Palu - Sulawesi Tengah

Kondisi geografis
Kota Palu terletak pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu. Yang secara administratif merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Tengah, yang dibagi dalam 4 (empat) kecamatan dan 43 kelurahan.

Kota Palu dengan wilayah seluas 395,06 km2 berada pada kawasan dataran lembah Palu dan teluk Palu yang secara astronomi terletak antara 0o,36"-0o,56" Lintang Selatan dan 119o,45"-121o,1" Bujur Timur, tepat berada di bawah garis Katulistiwa. Dengan ketinggian 0-700 m dari permukaan laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

* Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Tawaeli Kab. Donggala
* Sebelah Selatan berbatsan dengan kecamatan Marawola dan kecamatan Sigi Biromaru Kab. Donggala
* Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Banawa dan kecamatan Marawola Kab. Donggala
* Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Tawaeli Kab. Donggala dan kecamatan Parigi Kab. Parimo

Secara klimatologis kota Palu memiliki kisaran suhu udara maksimum 38oC dan suhu minimum 22,6oC. Adapun kelembaban udara rata-rata 78% sedangkan curah hujan pertahun rata-rata 88,2 mm.